Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan mencolok antara ekonomi Islam, kapitalis dengan sosialis

 

perbedaan ekonomi Islam dan ekonomi lainnya
Canva

PADA dasarnya, perbedaan yang paling mencolok antara ekonomi Islam dan ekonomi non-Islam terletak pada cara pandangnya terhadap keadilan. Keadilan dalam ekonomi kapitalis dimaknai sebagai, “Kau mendapatkan apa yang telah kau usahakan,”. Baik banyak maupun sedikit, selama modal tersebut adalah hasil kerjamu, maka itu adalah hakmu sepenuhnya. Terlepas dari modal tersebut merupakan faktor-faktor produksi yang melibatkan banyak orang. Adapun dalam ekonomi sosialis keadilan diartikan sebagai, “Semua mendapatkan sama banyak,”. Artinya, segala modal semestinya terdistribusi sama rata dalam masyarakat. Jadi, pemerintah harus tegas menjaga agar faktor-faktor produksi tetap dikendalikan oleh negara dan sebisa mungkin hasilnya hanya ditujukan bagi masyarakat. Sedangkan dalam ekonomi Islam, keadilan dipandang sebagai, “Tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi,”. Artinya, masyarakat boleh menguasai faktor-faktor produksi untuk dirinya sendiri (pengertian ekonomi Islam baca di sini). Namun, tetap pada batas tertentu dan dalam pengawasan pemerintah. Selama masyarakat yang memiliki faktor-faktor produksi tersebut tetap menjalankan kewajibannya, maka diperbolehkan bagi mereka memiliki hasil usahanya. Agar lebih mudah dipahami, bacalah tabel perbedaan ekonomi Islam, kapitalis, dan sosialis berikut ini:

Konsep

Ekonomi Islam

Kapitalis

Sosialis

 

 

 

 

Kebebasan

Islam memberikan kebebasan individu untuk melakukan kegiatan ekonomi. Kebebasan bukan mutlak, tetapi diiringi dengan nilai-nilai syariat.

Setiap individu berhak untuk mendirikan, mengorganisir, dan mengelola perusahaan yang diinginkan. Negara tidak boleh ikut campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi.

Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara. Semua keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan masyarakat.

 

 

 

 

 

Hak terhadap harta

Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Islam memberikan kepada individu hak kepemilikan perorangan dan hak untuk menikmati kekayaanya. Islam mengikat hak-hak tersebut dengan ikatan moral supaya kekayaan tidak menumpuk pada satu kelompok, misalnya kewajiban membayar zakat

Setiap individu dapat memiliki harta secara perorangan, membeli, menjual hartanya menurut kehendaknya tanpa batas. Individu mempunyai kuasa penuh terhadap hartanya dan bebas menggunakan sumber-sumber ekonomi menurut cara yang dikehendaki

Individu secara perorangan tidak mempunyai hak untuk memiliki dan memanfaatkan sumber-sumber produksi. Di dalam sistem ini tidak ada yang namanya hak milik perorangan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan hasil produksi tidak diperbolehkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemanfaatan Ekonomi

Islam mengakui ketidaksamaan ekonomi di antara orang perorang dalam batas-batas yang wajar, adil. Adanya orang kaya dan miskin dalam kehidupan merupakan sunatullah. Orang kaya mempunyai kewajiban menyerahkan sebagian hartanya kepada orang miskin dalam bentuk zaka

Persaingan bebas mengakibatkan munculnya semangat persaigan diantara individuindividu. Menimbulkan ketidak selarasan dalam masyarakat. Kekayaan anya dimiliki oleh sebagian kecil individu, mereka akan menggunakanya untuk kepentingan diri sendiri dan akan mengorbankan kepentingan masyarakat sematamata untuk memenuhi kepentingan individu.

Siatem ekonomi soaialis menyatakan bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jaminan Sosial

Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam Negara islam. Setiap warga Negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokonya masing-masing. Menjadi tugas dan tanggungjawab Negara Islam untuk menjamin setiap warga Negara dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan prinsip hak untuk hidup.

 

Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing. Disamping itu setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya

 

 

 

Distribusi Kekayaan

Sistem ekonomi Islam mencegah penumpukan kekayaan pada kelompok tertentu saja, Islam menganjurkan distribusi kekayaan semua lapisan masyarakat.

Kekayaan dan alat-alat produksi menumpuk pada sekelompok tertentu saja yakni orang yang mempuanyai kekuasaan dan modal yang besar

Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan bertumpu kepada Negara atau masyarakat keseluruhan.

Gambar 1.1: Perbedaan ekonomi Islam, Kapitalis, dan Sosialis

Selain konsepsi tentang keadilan, perbedaan ekonomi Islam, kapitalis, dan sosialis dapat pula dilihat dari beberapa aspek lain. Kapitalis menempatkan negara hanya sebagai pengambil kebijakan ketika ekonomi terancam. Selama tidak ada yang mengancam prekonomian secara sistemik, maka masyarakat dibebaskan untuk melakukan kegiatan ekonomi sebebas-bebasnya. Artinya, akumulasi modal pada segelintir masyarakat dibenarkan dalam perekonomian kapitalis. Di lain sisi, ekonomi sosialis menempatkan negara sebagai pelaku utama perekonomian. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Segala kegiatan ekonomi diatur oleh negara. Kebijakan ini ditujukan agar tidak ada golongan masyarakat tertentu yang mengakumulasi modal karena berpotensi menimbulkan kesenjangan pendapatan atau kemiskinan. Adapun dalam ekonomi Islam, posisi pemerintah hampir sama dengan kapitalis, menempatkannya sebagai pengambil kebijakan ekonomi di saat-saat tertentu ketika perekonomian terancam. Namun, perbedaannya adalah dalam ekonomi Islam pemerintah ditujukan untuk menjaga agar tidak terjadi akumulasi kapital pada segelintir masyarakat saja. Selain itu, wewenang pemerintah dalam ekonomi Islam juga sangat terbatas dan hanya untuk menegakkan aturan, bukan membuat aturan. (baca rancang bangun ekonomi Islam di sini)

Selanjutnya, ekonomi kapitalis tidak menjamin kemakmuran masyarakat tertentu. Keadaan ini dikarenakan akumulasi kapital yang hanya tertumpu pada masyarakat yang memiliki modal. Akibatnya, masyarakat yang tidak memiliki modal hanya bisa menjadi objek eksploitasi masyarakat bermodal. Pada akhirnya, sistem ini membuat jarak antara yang kaya dan miskin semakin melebar. Menciptakan kemiskinan yang berkelanjutan. Adapun ekonomi sosialis, membuat negara secara leluasa menguasai faktor-faktor produksi dan memastikan distribusinya merata dalam masyarakat. Akibatnya, setiap masyarakat mendapat hak yang sama dalam perekonomian. Entah bekerja secara gigih atau tidak, hasil yang didapatkan adalah sama. Keadaan ini pun mendorong masyarakat menjadi malas dalam berinovasi dan mengembangkan usahanya. Membuat masyarakat yang miskin semakin miskin dan yang kaya tetap kaya dalam batas tertentu. Di lain sisi, ekonomi Islam hadir dengan membiarkan akumulasi kapital pada sekelompok masyarakat saja. Ketetapan ini dimaksudkan agar semua mendapat sesuai yang mereka usahakan. Salah-satu karakteristik ekonomi Islam lainnya yang tidak terdapat dalam perekonomian lain adalah zakat. Aturan ini sangat berguna agar kekayaan atau modal dapat tersalur merata dalam masyarakat.


Posting Komentar untuk "Perbedaan mencolok antara ekonomi Islam, kapitalis dengan sosialis"