Halal lifestyle: pengertian, ruang lingkup serta perkembangannya di Indonesia dan dunia
![]() |
Canva |
Apa itu halal lifestyle?
Mungkin dari segi bahasa kita semua dapat mengartikan halal lifestyle dengan gaya hidup halal. Sebuah gaya hidup yang memperhatikan nilai-nilai Islam di dalamnya sebagai bagian yang sangat penting. Nilai-nilai Islam ini meresap mulai dari pemilihan produk kebutuhan hingga sifat keseharian seorang muslim. Tentunya nilai-nilai Islam yang dimaksud juga bersifat universal sehingga non-muslim pun bisa melaksanakannya. (baca terkait labelisasi dan sertifikasi halal di sini)
Halal lifestyle menurut Muslim Judicial Halal Trust (MJCHT) merupakan, “tingkah laku seseorang yang dilakukan sesuai dengan kemampuannya secara benar, jujur, berintegritas, bermartabat, berkeadilan, dan tidak menyimpang dari ajaran Islam”. Berdasarkan defenisi ini, dapat dipahami bahwa halal lifestyle sebenarnya merupakan tingkah laku seorang individu yang tidak menyimpang dari aturan Islam. Aturan Islam yang dimaksud terkait pemenuhan kebutuhan seorang muslim. Kebutuhan-kebutuhan ini misalnya makanan halal, busana syari, kosmetik halal, obat-obatan yang tentunya tidak mengandung unsur haram, hingga perjalanan yang tidak menggangu kewajiban mereka untuk beribadah.
Apa saja ruang lingkup halal lifestyle?
Apa saja ruang lingkup halal lifestyle? Ruang lingkup halal lifestyle mencakup segala kebutuhan manusia dalam hidupnya. Halal lifestyle terdiri dari halal food, pharmaceutical, cosmetics, halal travel, Islamic financial, dan halal media. Halal food atau makanan halal erat kaitannya dengan ketersediaan pangan yang halal bagi manusia. Kebutuhan ini menjadi sangat penting sehingga memiliki pencapaian konsumsi paling besar diantara cakupan halal lifestyle yang lainnya. Pharmaceutical (obat-obatan) dan cosmetics (kosmetik) juga termasuk dalam cakupan halal lifestyle. Pada bidang ini, yang menjadi fokus adalah ketersediaan obat-obatan dan kosmetik yang tidak mengandung bahan atau unsur-unsur yang haram. Unsur-unsur ini misalnya babi dan anjing.
Pada sektor halal travel, titik utama pengembangan yaitu memberikan perjalanan yang memberikan fasilitas atau kemudahan dalam memenuhi kebutuhan turis muslim ketika melakukan perjalanan. Fasilitas atau kemudahan ini misalnya terkait sarana ibadah dan makanan halal. Selain pada sektor travel/pariwisata, halal lifestyle juga mencakup Islamic financial (keuangan Islam) dan media halal. Pada sisi keuangan Islam yaitu kemudahan dalam akses produk keuangan berbasis syariah misalnya perbankan syariah dan asuransi syariah. Sedang untuk media halal yaitu terkait ketersedian media yang memberikan informasi sesuai prinsip syariah misalnya menyampaikan berita tanpa ada tambahan-tambahan berita hoax di dalamnya. Contoh lainnya yaitu penyalahgunaan media untuk kegiatan buruk misal kecurangan dalam politik.
Selain sektor-sektor yang telah disebutkan, masih ada sektor lain dalam halal lifestyle yang tidak kalah pentingnya. Sektor tersebut yaitu sektor fashion muslim. Sektor ini sangat terkait dengan ketersedian pakaian/busana muslim yang memperhatikan aturan syariah misalnya bahan yang nyaman dan tidak berasal dari yang haram. Selain itu, aspek yang juga sangat diperhatikan dalam sektor ini adalah busana muslim yang menutup aurat secara baik dan benar menurut syariat Islam. Nah! Untuk lebih jelas terkait perkembangan kekinian dari sektor-sektor cakupan halal lifestyle, maka silahkan teman-teman membaca penjelasan di bawah!
Perkembangan halal lifestyle di dunia dan Indonesia?
Halal lifestyle telah mendapatkan respon positif dari berbagai belahan dunia. Sekarang ini, bukan hanya negara yang notaben penduduknya adalah umat muslim yang berusaha menerapkan halal lifestyle, tetapi juga negara yang notaben penduduknya adalah non-muslim. Di Rusia misalnya, konsumsi terhadap barang halal mulai banyak digemari oleh masyarakat di sana. Masyarakat di Rusia menganggap makanan halal merupakan makanan yang sehat bagi mereka. Namun, dari beberapa negara yang mengembangkan halal lifestyle, yang paling menarik adalah Brazil, negara dengan penduduk mayoritas non muslim ini berhasil menjadi salah-satu yang teratas dalam pengembangan halal lifestyle di bidang produksi makanan halal. Tercatat jumlah ekspor makanan halal dari Brazil mencapai USD 5,5 Miliar. Angka ini membuat Barazil menjadi pengekspor makanan halal terbesar dunia di atas Australia. (baca terkait rantai nilai makanan halal di sini)
Pada pengembangan halal lifestyle, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar. Tercatat, Indonesia setidaknya memegang 14,7% market share untuk jumlah konsumsi makanan halal dunia. Angka tersebut disusul kosmetik dan obat-obatan dengan jumlah market share masing-masing sebesar 7,4% dan 6,7%. Sedangkan yang terendah berada pada sektor travel yang hanya memiliki masrket share sebesar 0,6%. Sebagai gambaran tingkat market share halal lifestyle di Indonesia terhadap halal lifestyle global, silahkan perhatikan tabel berikut.
Sektor Halal Lifestyle |
Indonesia’s Moslem |
Global Moslem |
Market Share (%) |
Food |
US Dollar 190,4 Billion |
US Dollar 1,292 Billion |
14,7 |
Finance |
US Dollar 36 Billion |
US Dollar 1,214 Billion |
3 |
Travel |
US Dollar 7,5 Billion |
US Dollar 140 Billion |
0,6 |
Fashion |
US Dollar 18,8 Billion |
US Dollar 266 Billion |
7 |
Media and recreation |
US Dollar 9,37 Billion |
US Dollar 185 Billion |
5 |
Pharmaceuticals |
US Dollar 4,88 Billion |
US Dollar 72 Billion |
6,7 |
Cosmetics |
US Dollar 3,44 Billion |
US Dollar 46 Billion |
7,4 |
Sumber: Halal life style di Indonesia (2015)
Meski memiliki angka market share yang cukup besar, Indonesia masih berada pada peringkat 10 pengembangan halal lifestyle dunia. Indonesia masih kalah jauh dari beberapa negara lain termasuk Malaysia. Malaysia berhasil menjadi yang teratas dalam pengembangan halal lifestyle versi Global Islamic Economy Indicator dengan skor 121 mengalahkan Uni Emirates Arab dan Bahrain. Berdasarkan data Global Islamic Economy Indicator kedua negara tersebut hanya memiliki skor masing-masing 86 dan 66. Berikut urutan 10 negara terbaik pengembangan halal lifestyle menurut Global Islamic Economy Indicator.
Negara |
Skor GIE |
Halal Food |
Halal Travel |
Islamic Finance |
Modest Fashion |
Halal Media And Recreation |
Halal Cosmetics |
Malaysia |
121 |
55 |
70 |
139 |
25 |
38 |
61 |
UEA |
86 |
92 |
81 |
92 |
67 |
137 |
78 |
Bahrain |
66 |
90 |
30 |
90 |
26 |
68 |
36 |
Saudi Arabia |
63 |
83 |
35 |
83 |
17 |
33 |
48 |
Oman |
48 |
51 |
36 |
51 |
16 |
40 |
40 |
Pakistan |
45 |
47 |
11 |
47 |
19 |
8 |
52 |
Kuwait |
44 |
51 |
29 |
51 |
13 |
45 |
29 |
Qatar |
43 |
47 |
35 |
47 |
15 |
46 |
32 |
Jordan |
37 |
36 |
39 |
36 |
19 |
31 |
49 |
Indonesia |
36 |
38 |
35 |
38 |
21 |
9 |
41 |
Sumber: State of the Global Economic Report (2018)
Melalui tabel tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia berada pada ranking ke-10 negara pengembangan halal lifestyle dunia dengan skor 36. Skor tertinggi Indonesia berada pada sektor kosmetik halal dengan skor 41. Skor ini disusul oleh sektor makanan halal dan keuangan Islam dengan masing-masing skor berada pada angka 38. Sedangkan skor terendah Indonesia berada pada angka 9 di sektor media dan rekreasi. Melalui angka ini diharapkan Indonesia terus mampu untuk bersaing dan meningkatkan pengembangan halal lifestyle dalam negeri sehingga mampu menjadi pemain utama dalam industri halal dunia mengalahkan Malaysia.
Posting Komentar untuk "Halal lifestyle: pengertian, ruang lingkup serta perkembangannya di Indonesia dan dunia"